Sabtu, 17 September 2011

Nganjuk Sasaran Empuk Pencuri Motor

Nganjuk | Hapra Indonesia Online - Untuk kali kesekian di wilayah kerja Polres Nganjuk kembali disatru maling motor. Curanmor 16/09 menimpa korban bernama Slamet Ariadi (41) petani asal Dusun Gambyok Desa Sidoarjo Kecamatan Tanjunganom
    Dalam laporannya ke kantor kepolisian setempat, awalnya pukul 15.00 wib korban  meparker motor Honda Beat no AG 6662 WU warna hitam tahun 2010 di teras rumahnya. Lantas sekitar pukul 17.00 wib ia ke halaman rumahnya karena teras dipakai buat jemur bawang merah.
    Selanjutnya korban masuk rumah untuk sholat dan kunci motornya masih menancap. Sekira pukul 18.00 wib korban akan pergi pergi untuk hadiri undangan, tetapi ternyata ketika akan mengambil motornya sudah lenyap.
    Akibat kehilangan motor, korban menderita kerugian Rp 10 juta. Dari beberapa kejadian curanmor di wilayah kerja Polres Nganjuk, mayoritas motor hilang karena faktor keteledoran pemilik meninggalkan motor dengan kunci masih menancap. (Agung).

Bakar Sampah Kandang Sapi Ikut Terbakar

Nganjuk | Hapra Indonesia Online -  Sudah beberapa hari ini udara terasa dingin dan angina bertiup cukup kencang, tak heran beberapa tanaman buah mangga mengalami devisit buah karena bunga dan mangga yang masih kecil rontok tertiup angin.
    Kencangnya hembusan angin. 16/09 yang baru lalu sekitar pukul 11.30 wib angin yang bertiup diduga menjadi penyabab kandang sapi terbakar pas warga sedang berangkat sholat Jum'at.
    Dario info yang diperoleh Hapra indonesia online, sampah yang dibakar tersebut melumat kandang sapi milik Sumardi (55) pensiunan PT KAI asal Dusun Kwajon Desa Kebangkerep Baron milik Sumardi.
    Korban yang akan ke masjid untuk menunaikan sholat Jum'at mengetahui  kalau kandang sapinya terbakar dengan kerugian mencapai Rp 7,5 juta, korban dibantu tetangganya bernama Ahmad (51) dan Kasidin (60) (Agung).

Jumat, 16 September 2011

Mobil Hilang Dari halaman Rumah

Nganjuk | Hapra Indonesia Online – Pada tanggal 15/9 15/9 pukul 09.00 dilaporkan adanya kehilangan mobil Mitsubisi pic up putih-09 nopol AG 8164 GB yang diparkir didalam halaman rumah dan pintu halaman rumahnya dikunci.
Dikatakan korban M Burhanul Kharim (27) swasta Dusun Gebangkerep Desa/Kecamatan Tarokan Kediri bahwa STNK, buku KIR mobilnya berada didalam mobil, Diketahui hilangnya mobil saat korban bangun pukul 06.00 wib bahwa mobil hilang pagar kondisi tertutup tanpa gembok. Nilai kerugian mencapai Rp 72 juta
 Sementara itu, di loceret korban Ni’am (29) swasta sda yang tahun dari saksi Rujikah (60) ibunya, waktu bangun tidur lihat mobil Suzuki Katana tahun 1997 hijau metalik AE 1265 NF hilang. Ia beritahu korban tapi cuek dan tidur lagi. Baru pukul 06.00 dicek ternyata benar. Nilai Rp 57 juta
Sedangkan pada 14/09 pukul 05.30 wib di Dusun Awar awar Desa Mancon Wilangan pada korban Catur Rinawati (22) karyawati Desa Sugihwaras Bagor. Awalnya waktu ayahnya korban Rahmad S (68) bangun pagi lalu ke halaman depan dia lihat mobil anaknya Toyota Avanza  silver AG 1076 V yang sudah diparkir, dua ban cadangan cukit nilai Rp 2 juta lalu ia beri tahu anaknya Rina dan lapor Polsek (Agung)

Pulang Bertamu Motor Hilang

Nganjuk | Hapra Indonesia Online – M.Mistahu Subur (30) warga Desa Tanjungrejo Locerer 15/9 sekita pukul 18.45 wib bertamu ke rumah Ali Yusron di Jl. HOS Cokroaminoto Kelurahan Payaman Kecamatan Nganjuk
    Setelah bertemu bertemu Ali ia dipersilahkan masuk setelah urusan selesai, pada pukul 19.30 wib mohon diri untuk pulang, setelah berada di ruar rumah, ia dan Subur (30) warga Desa Tanjungrejo Locerer terkejut karena motornya telah lenyap.
    Saat melaporkan diri ke kantor Kepolisian setempat, Subur mengatakan Honda Revo hitam putih 2010 nopol AG 4989 WU sudah dikunci stir dan akibat hilangnya motor tahun 2010, kerugian mencapai Rp 10 juta
    Sementara itu, pada 14/09/09 pukul 10.30 wib di jalan umum masuk Desa Plosoharji Kecamatan Pace, Nuriyah (47) swasta Desa Ngaban Loceret ketika naik motor Honda Supra X dari barat ke timur tiba-tiba dari belakang ada dua pria yang naik motor Honda Mega Pro hitam dan helm teropong.
Satu dari dua pria tersebut menarik kalung yang dia kenakan dan liontin (bandul) nya dari intan/permata lepas tetapi kalung masih di leher korban. Lalu pelaku lari kearah timur Nilai kerugian Rp 3 juta (Agung)
 

Rabu, 14 September 2011

Resmob Polres Nganjuk ‘Panen’ 395 Burir Pil Koplo

Hapra Indonesia Online – Patroli rutin yang dilakukan Resmob Polres Nganjuk,  13/9/21.00 yan lalu memergok-i perta miras yang digelar segelintir anak muda dan didatangi untuk dilakukan pemeriksaan.
    Dalam pemeriksaan di Dusun Morobau Desa Kerep Kidul  Kecamatan Bagor tersebut dalam saku Bambang Eko (18) pelajar SMU Desa Ngrenger Kecamatan terdapat 16 butir dobel L terpaksa harus ikut ke kantor polisi untuk di mintai keterangan asal usulnya.
    Dalam penanganan lanjutan, akhirnya juga tutur diamankan Leo Agus S (19), Sumaji (27) , Rahman Prasetyo (32). Waktu ditangkap bawa 2 butir yang didapat pil tersebut dari pemasok. Rachman waktu yang ditangkap di rumah
    Saat dilakukan penggeledahan, Rachman ternyata menyimpan 395 butir pil dan uang Rp 32 ribu sisa penjualan pil dobel L. Mereka ber 3 dibawa ke Unit Reskoba Polres Nganjuk untu proses kelanjutannya. (Agung)

Gara Gara Merah Delima, Uangpun Sirna

Nganjuk, Hapra Indonesia Online - Awi (43) warga Dusun Putuk Desa Kampungbaru Kecamatan Tanjunganom 12/09 lalu sekitar pukul 16.00 wib melaporkan Misnadi (43) Dusun Ringinrejo Desa Gondanglegi Kecamatan Prambon karena dinilai menipu dirinya.
    Dalam laporannya di kepolisian setempat, Awi mengatakan bahwa dirinya beberapa waktu sebelumnya mendatangi rumah Misnadi dengan maksud melihat batu merah delima. Saat itu Awi didampingi Suparno (47) dan Suharno (60) swasta Dusun Waung Desa Sonoageng Prambon.
    Saat dirumah Misnadi, dikatakan batu merah delima nya ada, namun tidak ditunjukkan dan sebaliknya di tunjukkan patung budha, katanya bisa gandakan uang Rp 250 ribu jadi Rp 250 juta dalam 4 hari.
Turut kata Misnadi yang dirasa meyakinkan, membuat korban tergiur dan serahkan uang Rp 250 ribu tapi setelah 4 hari di datangi, tersangka malah minggat sehingga lapor ke Polsek setempat (agung)

Nganjuk Rawan Curanmor ?

Nganjuk, Hapra Indonesia Online – Karena membutuhkan kelengkapan, Vita E Munisak (18) pelajar asal Desa Sumberwindu Kecamatan Berbek terpaksa mengeluarkan biaya Rp 10 Juta dan mungkin biaya itu tak bakal kembali dan pulang gigit jari.
    Mahalnya biaya pengurusan SKCK di kabro Kecamatan Berbek Kabupaten Nganjuk bukan untuk mengurus surat tersebut, tetapi imbas upaya mengurus SKCK. Biaya itu harus dilepas dalam waktu singkat setelah Vita masuk kantor kecamatan. Berbek.
    Pengeluaran biaya ‘mendadak’ tersebut karena motor Honda Vario AG 4954 WN warna putih tahun produksi 2009 harganya Rp 10 juta yang diparkir dilahalam kantor Kecamata Berbek bablas diembat maling dan pulang digit jari.
    Sementara itu,  sorenya sekitar pukul 19.00, Putut Suhendro (51) warga di Jl. MT Haryomo 8 Kelurahan Ploso Kecamatan Nganjuk juga kehilangan motor yang diparkir di teras rumahnya sendiri dan tidak dikunci stang., sementara STNK berada dibawah jok sepeda motor tersebut.
    Hilangnya motor Jupiter merah 2008 senilai Rp 6.5 juta diketahui sekitar 20 menit kemudian. Saat itu anaknya yang bernama Irwan Hadi (17) masih pelajar akan memasukkan motor Jupiter tersebut, saat berada di terasm motornya telah bablas digondol maling.
    Kehilangan kendaraan bermotor dalam sehari dua korban, telah dilaporkan ke Kepolisian setempat, meski telah dikunci, ternyata masih dicuri. Nganjuk rupanya sekarang tak aman dan pencuri gentayangan.(Agung)

Selasa, 13 September 2011

Belok Tanpa Isyarat Bikin Reva Wafat

Nganjuk, Hapraindonesia Online – Reva Zatkiyoko (16) remaja putri yang masih pelajar warga Desa Ganggang Kecamatan Panianrowo Kabupaten Nganjuk 12/9,19.30 wib yang lalu menghembuskan navas terakhir kali di UGD RSU Kertosono karena gagal memperoleh pertolongan.
    Dari sumber yang diperoleh Hapra Indonesia Online dari kepolisian setempat, Reva  menderita luka cukup parah ketika terjadi kecelakaan Lalin di jalan depan PG Lestari. Reva saat kejadian mengendarai motor Supra X tanpa memakai plat nomor karena masih baru.
    Saat kejadian, Kelik Setia W (46) warga Desa Pisang Kecamatan Patianrowo mengendarai motor Super Prima no. AG 6129 WF berjalan dengan kecepatan sedang dari arah selatan tiba-tiba belok tanpa membveri tanda lampu zain,
Sementara itu dibelangangnya terdapat Reva yang mengendarai sepeda motor dengan jarak cukup dekat. Karena jarak dekat dan Kelik belok mendadak, Reva tak dapat menghindari dan lantar menabrak dan jatuh dengan mengalami luka parah pada pelipis mata kiri serta dibagian kaki
     Karena luka yang cukup parah, Reva setelah memperoleh pertolongan langsung dilarikan ke UGD RSU Kertosono namun tak tertolong dan meninggal  dunia akibiat keteledoran pengemudi lain tanpa memberi tanda dan belok mendadak. (Agung).

Senin, 12 September 2011

Pinjam Motor Tukang Ojek Diembat

Nganjuk, Hapra Indonesia Online – Idul Fitri baru saja berlalu, Tukang ojek yang bisa mendapat penumpang cukup lumayan penghasilannya, namun Danang Yosi H (25) warga Dusun Kedungbajul Desa Kalianyar Kertosono bernasib sial.
    Sial yang menimpa Dangang, karena pada 11/09 lalu sekira pukul 17.30 wib mendapat penumpang bernama Erik Estrada (23) warga Desa Lambangkuning Kertosono. Erik waktu itu meminta diantar ke Bengkel Desa/Kecamatan Patianrowo.
    Dapat carteran korbanpun mengantar ke tujuan dari pangkalan ojek di mengkreng menuju bengkel milik Koko (32) diPatianrowo. Sesampai di tempat,  Erik dengan dalih akan buang air di SPBU setempat, lantas pinjam motor milik korban.
    Setelah memperoleh pinjaman motor, Erik lantas mengendarai motor sendirian milik Danang menuju SPBU, namun semakin jauh meninggalkan dirinya, Danang menunggu hingga pukul 20.30 pelaku tak kembali pada dirinya.
    Sadar dirinya baru dikerjai pelaku dan motor Yamaha Yupiter Z Nopol AG 2244 WT dibawa kabur, dirinya lantas melaporkan kejadian tersebut ke Polsek setempat. Akibat motor miliknya dibawa kabur, kerugian yang dialami sekitar Rp 10 juta. (Agung)

Lihat Latihan Silat Gak Selamat

Nganjuk, Hapra Indonesia Online – Dian Risdiana (39), 11/09 lalu meengalami luka dikepala bagian kanan membentuk robekan dengan darah mengucur deras akibat ditupbuk dengan bongkanan semen cor.
    Dari informasi yang diperoleh Hapra Indonesia Online. Korban yang saat kejadian sedang melihat latihan silat Pagas Nusa di Desa Sidokare Kecamatan Rejoso berawal saat dirinya menegor Dedi Kristiawan (17) yang saat datang dengan mengendarai motor yang membunyikan gas berkali-kali.
    Korban yang saat itu bersama Kukuh Eko (18)  mendatangi Dedi, tujuannya mengingatkan dan memohon agar tidak mengganggu latihan Pagar Nusa dengan membunyikan gas motor nya berkali-kali dan  mengganggu konsentrasi latihan silat.
    Ap yang disampaikan oleh korban di perempatan jalan dekan masjid, tidak mendapat tanggapan baik dari Dedi, bahkan beberapa saat kemudian Deni datang lagi tiga orang temannya, masing-masing Indrajid, Yuda dan Ari Wibowo.
    Kedatangan tiga rekan Dedi dan langsung meninju Dian, sementara itu menghantamkan mongkahan semen cor dikepala korban, akhibatnya korban kepala bagian kanan mengalami sobek dan darah mengucur.
    Peristiwa penganiayaan tersebut akhirnya dilaporkan ke Polsek Rejoso dan dilanjut ke PPA Polres Nganjuk untuk penanganan lebih lanjut (Agung)

Minggu, 11 September 2011

Daftar Murid Embat Duwit

Nganjuk,Hapraindonesia Online – Pelayanan untuk pendaftaran murid baru dilakukan secara optimal dengan harapan bisa mendapat jumlah pelajar disekolahan. Hal itu juga dilakukan oleh Muryati (40) salah seorang guru SD di Dusun Barong Desa Kedungrejo Kecamatan Tanjunganom.
    Pada tanggal 09/11 lalu, di TK/SD, didatangi salah seorang calon wali murid dengan tujuan mendaftarkan anaknya untuk masuk dan menjadi pelajar di sekolahan tersebut. Namun, rupanya kehadiran calon wali murid tersebut harus berakhir dengan penanganan hukum pihak Polsek Warujayeng.
    Info yang diperoleh Hapra Indonesia, calon walimurid bernama  Yeni Sulistiyowati (36) Jl Ahmad Yani 25 Desa/Kecamatan Sambong Santren Kabupaten Jombang saat mendaftarkan anaknya, melihat tas milik Muryati tergeletak ditaruh di lantai dekat kursi yang didudukinya.
    Tas milik Muyati yang berisi uang didalam dompet sebesar Rp 500 ribu (1 lembar Rp 100 ribu dan 8 lembar Rp 50 ribuan) entah bagaimana caranya saat itu bisa diambil oleh Yeni. Peristiwa pengambilan tas ternyata diketahui rekan guru korban guru TK bernama Titik Bintarti (24).
    Karena kepergok mengambil tas milik korban, akhirnya Yeni Sulistiyowati dilaporkan ke pihak Polsek Warujayeng untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya. (Agung)

Ditinggal Sholat, Motor Diembat

Nganjuk,Hapraindonesia Online – Mustofa (32) pekerja swasta, 9/9 lalu melakukan kewajiban sholat mahrib di masjid Dusun Wonosari Desa Sumberkepuh Kecamatan Tanjunganom Kabupaten Nganjuk dan baru meninggalkan masjid tersebut pukul 19.30 seusai melakukan sholat isya’.
    Namun betapa terkejutnya, korban karena motor Honda Revo AG 2335.. seharga Rp 7 juta yang diparkir dihalaman masjid. Dikatakan Mustofa ketika melaporkan ke Polsek Warujayeng,  saat memasuki masjid, kunci motor masih menancap di motor dan STNK berada dibawah jok,
Milik Mustofa (32) swasta. Pada motor Honda Revo hitam AG 2335…. yang diparkir dihalaman kondisi kunci masih menancap dan STNK berada dibawah jok. Lalu ia solat mahrib. Usai isya’ pukul 19.30 baru pulang. Ia kaget motornya seharga Rp 7 juta telah hilang, lalu lapor ke Polsek Warujayeng. (Cahyo).

Senin, 08 Agustus 2011

Gantung Diri di Kandang Sapi

Nganjuk, HAPRA Indonesia – Wakidi (70) petani warga Dusun Sumbermeneng Desa Joho Kecamatan Pace Kabupaten Nganjuk 5/8 lalu sekitar pukul 14.00 diketemukan meninggal dunia dalam keadaan tergantung dalam kandang sapi miliknya sendiri.
    Dari info yang diperoleh Hapra Indonedia, Wakidi sekitar pukul 14.00 wib sepulang dari sawah, singgah ke warung milik Jinem (60) untuk membeli mentimun dan mengucapkan “Aku arepe mati” (aku akan meninggal). Setelah mengucapkan kata tersebut kepada Jimen, Wakidi pulang.
    Dengan ucapan yang dilontarkan Wakidi, Jinem was-was takut terjadi sesuatu terhadap Wakidi. Selanjutnya dia menyuruh anaknya bernama Suwandi (24) untuk kerumah Wakidi untuk melihat  ada apa disana dan bagaimana Wakidi.
    Suwandi disuruh ibunya langsung berangkat, sesampai di tempat, ia memangil Wakidi sebanyak dua kali. Karena tak ada sahutan, Suwandi melihat keadaan rumah. Dengan mengintipdari lubang dinding yang terbuat dari bamboo (Jawa = gedhek) terkejut karena ada yang menggelantung di kandang sapi. Kemudian diketahui Wakidi telah meninggal dalam keadaan tubuh menggelantung. (Agung)
   

Tertiup Angin, Kandang Sapi Membara

Nganjuk, HAPRA Indonesia – Sukran (52) petani warga Desa Gebangkerep Kecamatan Baron Kabupaten Nganjuk, 7/8 sekira pukul 01.00 wib dibangunkan oleh anaknya bernama Joko (35). Joko memberitahukan  bahwa ia mendengar ada suara lenguhan sapi dan dikandangnya gaduh.
    Setelah bergegas ke kandang sapi miliknya, bapak dan anak ini terkejut melihat kondisi kandangnya. Mengetahui kandang sapinya terbakar, berteriak dan teriakan minta tolong segera warga sekitar membantu memberi pertolongan.
    Kobaran api di kandang sapi miliknya saat mendekati acara makan sahur, dugaan sementara akibat angina bertipup kencang dan  menyambar jerami hingga jatuh di perapian untuk penghangat kandang sapi. (Jawa = diang/bediang).Akibat kebakaran di kandangnya, Sukran menderita kerugian sekitar Rp 5 juta. (Agung)

Rabu, 06 Juli 2011

Cium Pipi Penyanyi Dilaporkan Polisi

Nganjuk, HAPRA Indonesia – Gaya lenggak lenggok penyanyi cantik yang punya seambrek idola, penyanyi yang juga mahasiswi ini lapor polisi. Yang dilaporkan pria iseng yang kesengsem dengan gaya si penyanyi.
    Selly Bin Tari Purnamasari (18) penyanyi warga Desa Juwono Kecamatan Kertosono, sesuai info yang diperoleh Tim Telusur Jejak Hapra Indonesia di Nganjuk, menyatakan bahwa Purnamasari telah dilecehkan oleh Andre Esta W (17) pekerjaan swasta.
    Kejadiannya, saat itu (4/7)sedang show diiringi musik electone di Desa Sekaran Loceret. Andre mungkin kesengsem dengan desah bibir sensual Purnamasari dan gaya saat melantunkan lagu. Andre yang tak tahan melihat penampilan Purnamasai langsung naik panggung ikut joget.
    “Joget sih joget siapa yang sewot, tapi kalau habis joget cium pipi Purnamasari....ya dilaporkan polisi” mungkin kalimat itu bisa mewakili gerutu sebagian penonton. Khususnya Purnamasari sendiri. Perbuatan mencium diatas panggung dan disaksikan khalayak adalah bentuk pelecehan seksual.
    Akibat perbuatannya itulah, Selly Bin Tari Purnamasari tak terima dan memberi pelajaran sekaligus ‘uji keampuhan’ tegaknya supremasi hukum di jajaran Polres Nganjuk untuk menindak pelanggar hukum dengan katagoti pelecehan seksual dihadapan massa.
    Nah.... akibat kesengsem penyanyi dan nyium pipi... Andre akhirnya dilaporkan polisi dan dicari untuk mendapat inapan gratis di bui. Akibat dicium....Purnamasari sempat berontak dan turun panggung lantas lapor polisi (Agung)

Senin, 04 Juli 2011

Bakar Ranjang Rumah Terbakar

Nganjuk,HAPRA Indonesia - Penyandang gangguan mental (sakit jiwa) susah dijerat dengan sanksi hukum karena melakukan diluar kesadarannya. Kelakukan penyandang sangguan mental yang mengakibatkan kerugian terjadi di Nganjuk.
    Tim Telusur Jejak Hapra Indonesia di Nganjuk mendapati bahwa 1/7 lalu sekira pukul 03.00 wib terjadi kebakaran dan prakiraan sementara kerugian ditaksir sekitar Rp 3 juta. Korbannya Warti (52) petami Dusun Ngrandu Desa Putren Kecamatan Sukomoro Nganjuk.
    Info yang dikumpulkan Tim Telusur jejak Hapra Indonesia, pelaku pembakaran  Choirul Aman pegawai swasta yang diduga penyandang gangguan mental telah membakar ranjang tempat tidurnya sendiri dan merembet membakar rumah yang ditinggali.
    Kejadian tersebut sesuai penjelasan Sriyati (50) warga setempat mengatakan bahwa malam itu dia terbangun karena mendengar suara bambu terbakar serta aromamya menebar. Selanjutnya Sriyati melihat sumber suara untuk memastikan  ada apa sebenarnya.
    Setelah mengetahui kalau rumah tetangganya terbakar, Sriyati teriak-teriak di tengah malam itu untuk meminta pertolongan yang sebelumnya juga membangunkan Mat Bakri. Sriyati dan Mat Bakri dibantu warga setempat segera ambil tindakan untuk memberikan pertolongan pemadaman api yang berkobar. (Agung)

Polres Endus & Tangkap Penambang Liar

Nganjuk,HAPRA Indonesia - Menjamurnya penambangan liar golongan C (batu dan tanah urug) di Kabupaten Nganjuk membikin resah. Hal itu karena dengan penambangan yang tak sesuai dengan keperuntukan dan lokasi sembarang sangat berdampak terhadap pengerusakan dan mengundang bencana.
    Untuk menjaga lingkungan atau kawasan Nganjuk jangan menjadi pelanggan bencana, terutama banjir. pihak terkait selalu berupaya melakukan penggawasan dan penindakan terhadap para pelaku.
    Di Desa Cepo Kecamatan Berbek, 1/6 lalu di sisir pihak Kepolisian Resort Nganjuk. Gelar OPS yang dilakukan Reskrim Polres Nganjuk tersebut nenangkap pelaku penambangan liar. tersangka Kusnan (63) warga Desa Kuncir Kecamatan Ngetos berhasil diciduk.
    Info yang diperoleh Tim Telusur Jejak Hapra Indonesia di Nganjuk, data yang diperoleh bahwa pelaku Kusnan, saat ditangkap pihak Reskrim Polres Nganjuk berhasil mengamankan barang bukti (BB) berupa cangkul, pali dan linggis serta sekrop.
    Sumber yang diperoleh Tim Telusur Jejak Hapra Indonesia, bahwa penangkapan terhadap tersangka pada saat sedang melakukan aktifitas penambangan liar. Saat ini perkara diproses di Polres Nganjuk. (Agung)

Kamis, 30 Juni 2011

Laporan Palsu Terbit Sertifikat Baru

Nganjuk HAPRA Indonesia – Jual beli tanah dengan secara sah dengan kepemilikan sertifikat bagi pembeli dari orang lain, semestinya bisa dimiliki secara aman, namun di Nganjuk pembeli tanah bersertifikat ini sempat terperanjat.
    Hal itu dialami oleh Suyono (56) warga Jl Barito 50 Kelurahan Mangundikaran Kecamatan Kabupaten Nganjuk. Oleh ulah Kamituwo Desa Pace Wetan Kecamatan Pace Nganjuk dengan laporan palsu yang dilakukan.
    Info yang diterima redaksi HAPRA Indonesia, menyebutkan bahwa Sertifikat Tanah miliknya yang obyeknya berada di Kelurahan Mangundikaran no.NIB 12.26.13. 07-00629 Nomor 28 75/1981,no. Hak milik 312 memilikiu luas tanah 671 M2 dibeli pada tanggal 27 Desember 2007.
Pembelian tanah oleh Suyono, dibeli dari almarhum Djumini selaku pemilik tanah sebelumnyam namun 29/6 lalu terusik adanya penerbitan sertifikat atas tanah miliknya tersebut. Meski demikian, Suyono bisa tetap menjadi pemilik karena adanya dokumen pembelian dan saksi-saksi yang mendukung.
Diketahui, adanya peberbitan sertifikat baru dari sebidang tanah di berada di Kelurahan Mangundikaran akibat adanya laporan palsu ke 23/6 lalu, pelaku laporan palsu dengan menyebutkan telah kehilangan sertifikat tersebut untuk penerbitan tanah yang telah dibelinya seorang oknum perangkat.
Laporan palsu tentang kelihalangan sertifikat tanah ke Polsek Bagor, pelakunya Muhhini (56) Kamituqo Desa Paceweran Kecamatan Pace Kabupaten Nganjuk. Dengan laporan palsu yang dibuatnya, Perangkat yang bikin ulah harus mempertanggung jawabkan perbuatannya dengan dakwaan memberikan laporan palsu. (Agung)

Diesel Penyedot Air Raib di Gubug Sawah

Nganjuk HAPRA Indonesia – Slamet (58) warga desa Grojogan Kecamatan Berbek Nganjuk dan Sumadi (55) pekerjaan PNS tinggal di Desa Bulutawing Kecamatan Berbek, 25/6 lalu bernasib sial gagal mengairi air disawah miliknya.
    Hal itu karena mesin diesel yang biasa digunakan untuk mengalirkan air ke sawah dan disimpan di gubug, ketika didatatangin dan akan digunakan mengairi sawah telah tak ada ditempat semula. Dicari kesana kemari tak ada juga.
    Hilangnya menis penyalur air tersebut, akhirnya oleh ke dua korban dilaporkan kepada Mujiono (32) selaku Jogoboyo desa setempat. Setelah melaporkan ke Jogoboyo, maka ke dua korban bersama Jogoboyo melakukan pencarian.
    Upaya pencarian tersebut tak membuahkan hasil dan selanjutnya dilaporkan ke  Polsek setempat. Akibat mesin diesel tersebut hilang, korban mengalami kerugian mencapai Rp 11 juta (Agung)

Penipu ‘Jemput Bola’

Nganjuk HAPRA Indonesia – Biasanya penipu ngembat kendaraan bermotor terjadi di jalanan untuk memperdayai korbannya. Namun di Nganjuk ini agak sedikit beda. Pelaku ngembat kendaraan bermotor justru mengambil dari rumah korban sepengetahuan pemiliknya.
    Lara Claudia (26) dan Ayu Rahayu (24) warga Desa Tiripan Kecamatan Berbek kabupaten Nganjuk, 27/6 lalu menjadi korban penipuan dan motor Honda Beat AG 3009 WA warna biru keluaran tahun 2008 diembat penuipu.
    Penuturan korban ketika melaporkan kejadian penipuan yang dialami ke Polsek Berbek, dikatakan bahwa korban sebelumnya sempat berkenalan kepada tersangka di stasiun KA Mojokerto, dari perkenalan itu, tersangka bertandang ke rumah korban.
    Dalihnya pinjam motor untuk mengambil uang di ATM Bank Mandiri Manjuk, entah mengapa, korban begitu percaya kepada pelaku yang baru dikenalnya untuk meminjami motor miliknya.
Dengan tutur kata manis pelaku berhasil mengentarai motor incarannya meninggalkan pekarangan rumah korban dengan santai, waktu bergulir, ditunggu tak pernah kembali, akhirnya kedua korban sadar telah menjadi sasaran penipu sehingga kasus tersebut dilaporkan. Kerugian korban dengan raibnya motor, mencapai Rp 11 juta. (Agung)

Mau Cari Obat, Ketipu Pengganda Uang

Nganjuk HAPRA Indonesia – Djumadi (43) pekerjaan swasta dan anaknya bernama M Ikwan (17) status pelajar warga  Dusun Gamblok Desa Sidoharjo Kecamatan Tanjunganom, bulan Memi lalu menjadi korban penipuan dengan dalih penggandaan uang.
    Peristiwa penipuan yang dilaporkan korban ke Polres Nganjuk 25/6 lalu menyebutkan selaku tersangka (TSK) nya  Mukjayat (50) warga Desa Tempel Ngronggot. Dalam laporannya, korban mengatakan bahwa TSK mengaku pada korban bisa menggandakan uang.
    Menurut korban, saat kejadian bermula ketika hendak membeli obat untuk adikkya bertemu TSK , tutur kata TSK saat itu sangat meyakinkan sehingga korban terpedaya dan keesokan harinya diajak TSK untuk mengambil uang yang akan digandakan.
    Uang tersebut oleh TSK dimasukkan dalam pundit-pundi Punden Ketangi yang dibungkus mori dan di maskkan kedalam tas kresek warna hita. Dikatakan TSK jumlahnya mencapai Rp 250 juta.
Selanjutnya mereka  kembali ke rumah dan meminta korban untuk simpan dalam kamar dan mewanti-wanti jangan di buka selain dilakukan oleh TSK . Selanjutnyas korban diminta syukuran serta menyerahkan kepada TSK uang sebesar Rp 1,5 juta sebagai biaya pengganti.
Pada hari ke tiga, TSK dating ke rumah korban dan masuk kamar, didalam kamar TSK mengambil Uang pecahan Rp 100 ribu diberikan kepada korban agar yakin. Namun lama kelamaan ulah TSK embuat korban curiga, maka bungkusan pundit dalam kain mori dibuka yang isinya uang lembaran Rp 100 ribuan sebanyak 46 lembar. (Agung)

Polisi Gadungan Lakukan Perampasan

Nganjuk HAPRA Indonesia – Peristiwa perampasan (23/6, 00.30) di Jln.umum Desa Wates Kecamatan Baron, menimpa korban bernama Arif Santoso (29) pekerjaan swasta alamat Desa Semen Kidul Kecamatan Sukosewu Kabupaten Bojonegoro.
Korban lainnya bernama Moh .Ismail (42) serta Muadik (30) alamat, masing-masing pekerjaan swasta alamat Dusun  Wirobiting Desa Bitingrejo Kecamatan Prambon Kabupaten Sidoarjo. Sedang Muadik selaku sopir Muandi.
Saat kejadian mereka  naik pickup dari barat ke arah timur. Tiba2 di TKP dihentikan 2 orang tak dikenalmengaku sebagai polisi anggota Polsek dan meminta surat-surat kendaraan. Selain itu juga meminta HP berikut tas kulit berisi giro bilyet Rp 30 juta dan uang tunai Rp 10 juta.
Selanjutnya Moh .Ismail serta Muadik disuruh ikut ke kantor. Karena kedua korban cyruga, berupaya mengejar tersangka yang mengaku sebagai oknum polisi. Korban menuturkan tersangka melarikan diri naik motor.
Upaya pengejaran kepada polisi gadungan yang mengadang dan merampok barang-barang mereka, korban akhirnya melaoprkan diri ke Polset Baron. Kerugian akibat perampasan Rp 42 juta.
Pihak kepolisian setempat saat ini berupaya mengungkap kasus pelaku perampokan yang mengaku anggota polisi.(Agung)

Minggu, 20 Maret 2011

SMS Promosi Ganggu Privacy Pemilik Ponsel

Kediri, Hapra Indonesia - Seseorang memutuskan untuk menggunakan ponsel dengan nomor pilihannya, tentu dimaksud untuk keperluan komunikasi dengan sanak keluarga atau keluarga dan kerabat. Pesan singkat (SMS) mempunyai arti penting dalam komunikasi sebagai pengganti Pager (Radio Panggil) yang sebelumnya telah berjaya.
Promosi berupa penawaran konten, ikut kwis dan jenis lain hingga penawaran menjadi agen pulsa maupun penawaran barang. sering masuk ke ponsel disaat jam-jam sibuk bahkan pada saat sedang istirahat malam pun masih ada sms nongol berbasis nomor 4 digit atau lebih.
Dengan bebasnya promosi masuk ke nomor ponsel dengan sembarang waktu. menjadikan tak nyaman bagi pengguna. Tragisnya, info dari penyedia jasa selular sendiri ada yang mengirim ke pelanggan pada jam yang kurang tepat dengan info sisa pulsa atau penawaran konten.
Diantara pengiriman SMS ke pemilik Ponsel berbunyi "Layanan GRATIS kamu sgr berakhir. Ktik *805*11# di HP mu dn dapatkan BONUS Pulsa 100ribu. Honda Vario. Galaxy Tab.BB total hadiah ratusan juta rupiah" (pengirim 2805).
SMS lainnya berbunyi " PT. CENTRAL CELL CARI AGEN M-KIOS All operator V.5:4500, V10:8500, V20:18.000, V50:45rb-. INGIN GABUNG Ketik:DAFTAR#NAMA#NO.HP# Kirim sms ke 085218044448 dengan nomor pengirim SMS no 081998086223.
Untuk SMS sejenis ini saat ini semakin sering masuk ke no pemilik ponsel dengan nomor berganti-ganti. Munculnya SMS terkadang pada jam istirahat malam atau pas pada jam sebuk kerja.
Penawaran sejenis SMS tersebut (dari nomor lain) berbunyi "PENAWARAN TERBATAS ! kamera dgtal OLYMPUS SP600UZ.12MP.gres. harga resmi 3,2 jt..(cek internet) dapatkan hanya 1,5 jt.....buruan.....!
Selain itu, SMS awu-awu yang biasanya minta dibelikan pulsa 20 ribu, ada peningkatan nilai permintaan. Pesan SMS  jenis ini diantaranya berbunyi : ini bpk lg pnjm hp org tlng beliin bpk pls As 50' di No brux bpk ini 085343725677 bpk lg ada msalah di ktr polisi jgn dlu tlp/sms Nnt b[k tlp skrng penting. NO Pengirim : + 628199829224. Pengiriman    :  2011'03'08 - Pk 10:25.
Pernah menerima SMS (Short Message Service) gelap seperti itu? Rasanya lebih dari separo pemilik ponsel atau HP (handphone) di Indonesia, pernah. Entah siapa pengirimnya, dan mereka mendapat nomor-nomor ponsel kita.
Yang pasti, SMS-SMS tersebut sudah seperti teror, gara-gara waktu pengirimannya bisa kapan pun, dan bertubi-tubi pula. Jumlahnya sehari bahkan bisa sampai belasan. Singkat kata, mayoritas pemilik ponsel dan penerima SMS sampah itu sepakat bilang: "Menyebalkan!"
Gangguan SMS yang sering masuk ke nomor pemilik ponsel dengan segala jebakan, kemungkinan tak lama lagi bakal lenyap dari no ponsel yang dimiliki konsumen selular. 
Hal ini karena belum lama ini perwakilan dari Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) dan seluruh operator ponsel telah sepakat pada kesimpulan: SMS spam yang digunakan untuk penawaran KTA dan kartu kredit sudah meresahkan pengguna layanan telekomunikasi, dan berpotensi melanggar undang-undang telekomunikasi.
Karena itu, BRTI dan operator langsung janjian akan melakukan beberapa langkah untuk memberi efek jera kepada para pengirim SMS spam. Konkretnya, menurut anggota BRTI, Heru Sutadi, "Kami akan melakukan blocking terhadap SMS spam yang menawarkan KTA, kartu kredit, atau penawaran lainnya. Proses blokir ini akan menggunakan firewall dari sisi operator."
Menurut Heru saat pertemuan tersebut, BRTI juga bakal membahas kembali metode Sender Keeps All (SKA) dalam penetapan interkoneksi SMS yang memicu SMS gratis dan yang biasa dipakai untuk menyebar SMS sampah. 
Selebihnya, BRTI siap berkoordinasi dengan Bank Indonesia untuk mengetahui dan menyampaikan masalah penyebaran SMS KTA, terutama yang dilakukan oleh bank-bank asing.
Jadi, beneran nih bakal aman ponsel kita dari serbuan "teroris" SMS?
Sedangkan Dari Depkominfo di Jakarta, Gatot S Dewa Broto, Kepala Pusat Informasi Kementerian Kominfo mengatakan "Kementerian Komunikasi dan Informatika (atau Kominfo – Red) in line dengan BRTI, dan setuju atas pelarangan tersebut. Apa yang diputuskan oleh BRTI, sudah dikonfirmasi kepada Kominfo.
"Dalam dua bulan terakhir, Kominfo menerima banyak keluhan dari masyarakat terkait masalah ini. Setiap harinya ada sekitar 300 laporan masuk mengadukan soal SMS spam. "Pada saat bersamaan, laporan tersebut juga tentunya masuk ke BRTI. 
Menurut Gatot, Sebagai regulator yang menangani masalah tersebut, kemudian BRTI bertindak melarang penyebaran SMS spam. "Dasar hukum larangan ini terkait dengan Peraturan Pemerintah (Permen) Nomor 1, tahun 2009. Inti dari Permen tersebut mengatur dua hal; yakni larangan pengiriman SMS secara berulang, dan jasa layanan SMS premium." (WS)
Catatan: digali dari berbagai sumber

Jumat, 18 Maret 2011

Camat Yang Ancam Wartawan Minta Ma'af

Kediri, Hapra Indonesia - Sikap mengkriminalisasi pers telah terjadi dan hal itu di lakukan oleh seorang pejabat publik yaitu  seorang Camat di Kabupaten Kediri. Karena merasa terancam jiwanya dan merasa di lecehkan kumpulan  wartawan dari  beberapa media mingguan dan sebuah harian pada hari senin (14/2) mendatangi kantor Kecamatan Purwoasri untuk menemui Camat Herman untuk melakukan konfirmasi terkait pernyataan Camat Purwoasri tersebut yang di nilai para wartawan sebagai suatu ancaman dunia pers karena Camat Herman pada waktu itu menyatakan ancaman terkait suatu pemberitaan atau peliputan.
Kecamatan Purwoasri adalah adalah wilayah Kabupaten kediri di bagian paling utara yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Jombang. 
Sementara itu dari hasil pertemuan antara Camat Herman yang di dampingi oleh kapolsek Purwoasri Sartana dan Danramil Mulyanto dengan para wartawan yang melakukan konfirmasi dan akhirnya timbulah perdamaian pada pertemuan tersebut akhirnya Camat Herman meminta maaf secara terbuka kepada seluruh wartawan yang hadir dalam pertemuan tersebut.
Dalam pertemuan itu, Camat Herman menegaskan bahwa dirinya membantah kalau telah mengeluarkan statemen yang intinya untuk "ngebuki" wartawan atau "mateni' wartawan di hadapan forum Desa Jantok tersebut.
Karena timbul permintaan maaf dari Camat tersebut akhirnya para wartawan dan LSM tersebut membubarkan diri. Namun ada hal yang menarik, menurut sumber dari kalangan wartawan Camat Herman meminta maaf kepada wartawan selaku kapasitas pribadi dan tidak terkait dengan pernyataannya tentang insiden penyebutan ngebuki atau mateni wartawan.
Pada waktu itu Camat Herman meminta maaf atas apa yang terjadi dan ikut menjaga desa Jantok untuk kondosif dan Purwoasri secara umum. 
Terakhir Camat Herman menyatakan akan menjamin keselamatan para wartawan yang akan meliput apapun di Kecamatan Purwoasri dan khususnya desa Jantok yang akan menyelenggarkan  pilkades (16/2).
Menurut salah seorang wartawan yang hadir dalam forum tersebut seperti penuturanya kepada koran harian Pelita. Kronologi kejadian tersebut menurut sumber dari kalangan wartawan, pada pertemuan forum terbuka di balai desa (12/2)  Jantok Kecamatan Purwoasri,.
Dalam acara itu di hadiri oleh Badan Permusyawaratan Desa, RT/RW, muspika Kecamatan Purwoasri  dan panitia pilkades desa Jantok. Agenda acara tersebut adalah membahas bantuan dari Pemkab Kediri berupa 80 drum lewat calon Kades yang kemudian tidak di terima oleh Pjs Kades yaitu yang di Jabat Sekdes Desa Jantok.
Pada waktu di forum itu Camat Herman mengeluarkan pernyataan yang mengejutkan dan bernada provokatif yang terkesan untuk memusuhi wartawan, dengan mengeluarkan pernyataan," bagaimana kalau ada berita yang di plintir-plintir wartawan, enake di apakne? Kata Camat Herman kepada Forum yang hadir.
Karena suasana panas, para peserta forum terprovokasi dan nyetuk" gebuki ae wartawane. Tidak hanya itu ada yang bilang ",Di pateni ae" kata salah seorang warga yang lain dengan emosi.
Suasana sempat memanas karena acara tersebut di hadiri oleh beberapa LSM (Lembaga Swadaya masyarakat) dan wartawan, terjadi perdebatan dalam acara tersebut. tetapi akhirnya suasana menjadi tenang setelah beberapa orang menenangkan suasana.
Informasi yang berhasil di himpun media ini dari berbagai sumber, terjadinya kasus ini bermula dari kaitanya dengan panasnya persaingan pilihan kepala desa di Desa Jantok, dimana ada salah seorang calon Kades telah memperjuangkan dan akhirnya mendapat bantuan Pemkab Kediri berupa 80 drum aspal, yang rencananya untuk macadam sepanjang sekitar 2 km.
Calon Kades tersebut telah melobi ke pihak Pemkab Kediri, hingga turunnya bantuan aspal tersebut, namun sayang niat baik dari calon Kades tersebut di respon negatif oleh Plt kades Jantok sekarang dengan tidak menanda tangani  tangani surat penerimaan yang di sodorkan oleg Ketua BPD.
Menurut seorang sumber, Plt berpendapat proses dari cairnya bantuan aspal tersebut tidak prosedural dan bahkan camat merasa tersinggung karena merasa di langkahi tanpa pemberitahuan kepadanya.
Karena di tolak menerima bantuan maka 80 drum berisi aspal tersebut kabarnya telah di kembalikan ke Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten Kediri. (Cah)

Insiden Jantok Menuai Somasi Paguyupan Wartawan

Kediri,Hapra Indonesia - Sementara itu pada hari selasa(15/2) beberapa pengurus Paguyupan wartawan Panji pewarta dan beberapa wartawan membahas terkait kasus Jantok di gedung Sekretariat di KNPI kota Kediri.
Dari hasil rapat tersebut dapat di simpulkan bahwa pihak paguyupan Panji Pewarta akan memberikan surat somasi ke Bupati Kediri dengan tembusan ke instansi terkait agar mendapat perhatian dari Bupati Kediri.
Ketua Paguyupan Panji pewarta Andhi Mahmudi kepada media ini seusai rapat mengatakan bahwa "pernyataan Camat Herman tersebut itu sifatnya umum wartawan itu bukan hanya paguyupan wartawan saja, dan kalau teman teman melakukan klarifikasi sendiri dan kemudian Camat sudah meminta maaf dan di rasa cukup" jelas Andhi.
"Saya sangat menyayangkan pernyataan Camat karena itu suatu arogansi dan pelecehan dan menghina profesi wartawan, maka Kita atas nama kelembagaan akan somasi ke Bupati Kediri” ujarnya.
Sementara itu surat resmi dari Paguyupan Panji Pewarta terkait kasus Jantok  telah di layangkan ke Bupati Kediri (22/2/11), melalui bagian umum Pemkab Kediri dengan nomor 021/skrt-pp/II/2011 dengan tembusan Kabag Humas dan protokuler. (Cah).   

Dampak Tsunami Jepang

Tiga Tahun Perekonomian Terpuruk
Hapra Indonesia - Pada tanggal 11 Maret 1966 Presiden Republik Indonesia Ir Soekarno menandatanani Supersemar (Surat Perintah 11 Maret) dan sampai saat ini masih kontrofersial soal dimana Supersemar yang asli tersebut berada.
Saat itu Presiden Soekarno mengadakan sidang pelantikan Kabinet Dwikora yang disempurnakan dan dikenal dengan nama "kabinet 100 menteri". Pada saat sidang dimulai, Brigadir Jendral Sabur sebagai panglima pasukan pengawal presiden' Tjakrabirawa.
Saat itu Sabur melaporkan bahwa banyak "pasukan liar" atau "pasukan tak dikenal" yang belakangan diketahui adalah Pasukan Kostrad dibawah pimpinan Mayor Jendral Kemal Idris yang bertugas menahan orang-orang yang berada di Kabinet yang diduga terlibat G-30-S. 
Keberadaan PKI, menjadi momok dan berapa jumlah korban akibat munculnya PKI saat itu sehingga partai tersebut harus dibubarkan dan dilarang keberadaannya di Indonesia. 'Cap PKI' menjadikan trauma sepanjang masa.
Korban pembantaian saat itu jika dihitung secara menyeluruh, maka bisa ratusan ribu warga meninggal. Sedang beberapa waktu lalu, pada tanggal dan bulan yang sama, di Jepang yang pernah menjajah Indonesia 'Seumur Jagung' digulung badai dan memakan korban.
Sekitar pukul 14.46 waktu setempat daratan negeri Mata Hari Terbit itu digoncang gempa berkekuatan 8,9 pada Skala Richter (SR) dan memicu datangnya bencana tsunami. 
Dalam sekejab harta benda berupa bangunan beserta isinya, sarana transportasi dan semua yang berada jangkauan tsunai digelontor henhadi hancur lebur disusul jatuhkan korban nyawa. Tsunami telah memberangus.
Akibat badai tsunami di Jepang, akan menjadikan bencana susulan yang akan menggoncang permukaan bumi, khususnya Asia dan Indonesia sangat merasakan imbasnya. Bencana susulan tersebut berupa carut mawutnya perekonomian.
Beberapa pemperhati dunia ekonomi mengatakan bahwa akibat tsunami Jepang, roda perekonomian terpuruk dan sedikitnya tiga tahun kedepan baru bisa dipulihkan. Lapangan kerja bakal banyak yang gulung tikar karena perputaran dana macet akibat bencana.
Seperti info yang diperoleh media ini. Beberapa pengusaha pasir besi di kawasan seputar Kediri kelabakan dan kondisinya sangat kritis, dana milyaran dari penjualan pasir besi ke Jepang tak bisa dipastikan kapan diperoleh. Bahkan mungkin bakal gigit jari.
Sementara itu, dari sektor otomotif dan elektronik ber label Jepang, Beberapa merek dadang yang produknya laris manis di Indonesia, sangat menghantui para distributor atau kepanjangan perusahaan asal Jepang tersebut.
Babak belur dunia industri dan yang terkait dari Jepang dan beredar luas selama masa krisis yang bisa memakan waktu sedikitnya diperkirakan tiga tahun tak menutup kemungkinan muncul 'moneter jilid yang kesekian' Sementara itu pruduk industri asal Cina bisa menggantikan keperadaan produk Jepang.
Kondisi demikian, saat ini Indonesia yang kebanjiran produk asal Cina akan semakin membludak jumlahnya. Ini bisa dikatakan Bendana tsunami Jepang membuka pintu gerbang bisnis negeri Cina semakin jaya.

Bendera Putih Untuk Perekonomian
Badai tsunami Jepang (disusul Irian Jaya) merupakan tantangan berat pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) jilid dua ini. Betapa tidak, mau tidak mau nasip warga Irian Jaya yang ditimpa tsunami harus segera dipulihkan.
Sementara itu beberapa bidang industri melangami kerapuhan, khususnya suku cadang otomotif dan elektronik maupun bahan tambang yang selama ini bermitra dengan rekanan dari Jepang nasipnya semakin tak menentu. 
Sehingga ancaman PHK untuk kali kesekian akan kembali terjadi dan mendapat 'bumbu' berupa demo digelar dimana-mana yang tak menutup kemungkinan akan menjadi sarana penyaluran 'perang politik' menyambut Pil Pres mendatang maupun pemilihan kepala daerah dan kalangan dewan. 
Moment kehancuran perekonomian yang mungkin bakal melanda Indonesia sedikitnya tiga tahun sejak saat ini, klop sudah dengan pesta demokrasi yang tiga tahun kedepan bakal ramai digelar. Siapa yang memanfaatkan dan apa yang terjadi tentunya menjadi PR Kepolisian RI untuk melakukan antisipasi meredam gejolak dari bara sekam yang saat ini siap menyala.
Belum lama ini, Menteri Keuangan RI Agus Martowardojo juga cemas, Martowardoyo menghawatirkan keberadaan perekonomian Jepang akibat bencana alam tsunami yang sedang melemah, sehingga membuat lembaga pemeringkat Moody's menurunkan peringkat utang menjadi negatif. Ini dapat mengakibatkan pemulihan negara tersebut berlangsung lambat. 
Martowardojo mengatakan "Jepang itu butuh dana untuk rekonstruksi dan rehabilitasi, itu kita paham. Tapi, kita juga tahu kondisi Jepang itu peringkatnya kan baru diturunkan satu atau dua bulan terakhir ini," ujarnya.
Ditulis oleh : Bambang.WS (Dari berbagai sumber).

Senin, 14 Maret 2011

Jalan Rusak Parah, Itu Kini Dicor Semen

Kediri, Hapra Indonesia - Jalan ke arah Jombang yang menghubungkan antara Desa Plemahan sampai dengan Desa Mojoayu Kecamatan Plemahan yang berbatasan dengan Kecamatan Kunjang mengalami kerusakan berupa berlubang dan mayoritas mengalami kerusakan bagian sebelah kiri.
Jalan tersebut sangat penting, selama ini banyak pengendara yang tidak nyaman ketika melintas dijalan tersebut, apalagi pada malam hari sangat berbahaya karena gelap tidak ada penerangan lampu, kalau tidak waspada pengendara akan mengalami kecelakaan, pasalnya banyak jalan yang berlubang dan hancur.
Selama ini banyak terjadi kecelakaan disepanjang jalan tersebut, karena kesal dan belum adanya penangganan dari instansi terkait, maka warga setempat sempat menanam pohon pisang di bahu jalan yang rusak. 
Tetapi jalan yang mengalami kerusakan lebih dari enam bulan tersebut dan pernah ditanami pohon pisang sebagai ujud protes dari warga, tanaman pisang telah dicabut dan jalan dicor dengan semen.
Dari beberapa nara sumber menduga kerusakan lanan tersebut karena saat dilakukan pembangunan dahulunya tidak sesuai bestek. Akibatnya menjadi rusak sebelum waktunya. (Cah).

Galian C 'Makan Bengkok Desa ?


Kediri, Hapra Indonesia-  Galian C yang ada ada di Desa Kuwik Kecamatan Kunjang sudah hampir setahun berlangsung dan ironisnya galian C tersebut izinnya baru keluar dari kantor KPPT sekitar beberapa minggu ini. 
Dari dan informasi dan penelusuran media ini di dapat didapat keterangan dari beberapa pihak bahwa izin dari KPPT baru saja keluar beberapa minggu yang lalu.
Menurut Bowo orang yang selama ini mengkoordinir kendaraan untuk pengangkutan galian c tersebut, mengatakan bahwa dirinya hanya menyediakan armada atau kendaraan,”Yang lainnya, saya tidak tahu, karena yang izin ngurus pak Safii” ujarnya.
Masih menurut Bowo bahwa sepengetahuannya pihaknya sudah teken kontrak dengan Sufii terkait pengadaan pasir, namun sayang Bowo tidak menyebut berapa nominal dan berapa lama kontrak tersebut.
Bowo juga mengeluhkan adanya beberapa oknum yang mendatangi lokasi untuk kepentingan tertentu, ”Nggak tahu ada banyak orang tertentu yang mendatangi kita, ada polisi, dari media, LSM bahkan petugas Satpol PP. 
Menurutnya, ada enam orang yang datang pakai mobil dinas untuk minta “jatah” “keluh Bowo tanpa penjelasan lebih lanjut.
Sementara itu Safii saat dikonfirmasi media ini di kediamannya terkait galian C yang katanya izinnya atas namanya, Safii tidak membantah, ”Izin galian c sudah ada” kata mantan Kades Kuwik mantap.
Lebih lanjut Safii mengatakan bahwa lahan untuk galian C tersebut luasnya satu hektar lebih, sedangkan bos para penambang galian C ada beberapa orang, ”Itu ada beberapa orang saya juga tidak hafal, dulu ada pak Hadi, tapi sekarang sudah ke orang lain” tutur mantan Kades Kuwik yang menjabat 32 tahun tersebut.
“Izinnya memang atas nama saya, tetapi orang yang mengali galian C tersebut saya kurang tau, karena ganti ganti orang” ungkap suami Kades Kuwik sekarang Purwaningtyas.
Saat disinggung tentang bengkok desa yang “termakan” galian tersebut, Sufii membantah, ”Tidak benar itu, bengkok itu belum di gali kok, memang rencana mau di ratakan saja, karena datarannya terlalu tinggi, letaknya khan dekat dari kali sekitar seratus meter” jelas Safii.
Sementara itu Camat Kujang Imron ketika ditanya terkait galian C yang ada di wilayah kerjanya yang ada di Desa Kuwik, mengatakan terkait galian C adalah menjadi urusan dari Pemkab Kediri (izin KPPT red).
Ketika disinggung bengkok desa yang digali, Camat Imron langsung bereaksi, ”Kalau itu nanti kita cek, nanti saya panggil kadesnya (Kades Kuwik red), apa benar bengkok desa telah digali, kalau itu wewenang kita” tandas mantan Plt Camat Gampengrejo ini.
Dikatakan pula “Pada dasarnya kita tidak keberatan adanya galian C, asal tidak merusak lingkungan” pungkas Imron.
Proses pengurusan perizinan yang memberikan izin untuk galian C di Kuwik diduga penuh penyimpangan karena dalam persyaratan perizinan adalah adanya koperasi bagi para pekerja di galian C tersebut.
Menurutnya pula, hal itu belum dipenuhi oleh para pengelola galian C di Kuwik, tetapi pihak KPPT dengan mudah memberikan izin galian C di Kuwik.
Sedangkan disisi lain pihak Dinas Perhubungan Kabupaten Kediri tutup mata terhadap kendaraan yang mengangkut pasir galian c yang jauh dari ketetapan dari izin yang telah di keluarkan.
Izin dari tonase pemuatan adalah 5 ton, tetapi kenyataannya jauh dari ketentuan, armada mengangkut diatas 5 ton dan itu dapat merusak jalan, dan kalau jalan rusak siapa yang bertanggung jawab ?. (Cah).  

Kamis, 03 Maret 2011

Turonggo Mego Budoyo

Dari Sumberejo Mewarnai Wisata Kebutuhan Kediri
Kesenian jaranan adalah salah satu kekayaan budaya yang kita punyai untuk itu kita wajib menjaga,  melestarikan sekaligus mengembangkan kesenian jaranan ini, demikian kepala kata kepala Desa Sumberejo kecamatan Ngasem Hartoyo saat di kunjungi hapraindonesis di kediamannya terkait pandangannya mengenai kesenian jaranan beberapa hari yang lalu. 
Hartoyo yang didampinginya Ketua BPD (Badan Pemusyaratan Desa) desa Sumberejo Sugeng mengatakan bahwa kehadiran kesenian jaranan Turonggo Mego budoyo didesanya akan mengisi kekayaan kesenian yang ada ddi desanya dan hal itu adalah hal yang sangat positif. 
“Keberadaan Seni Jaranan Turanggo Mego Budayo di desa tersebut, baik Hartoyo maupun Sugeng berharap generasi muda di desanya dapat menyalurkan bakat, seni serta kreatifitasnya” Ujarnya. 
“Dengan berlatih dan mendapat pembinaan, keberadaan Seni Jaranan Turanggo Mego Budayo akan dapat mengangkat dan mengharumkan nama Desa Sumberejo” Harapnya. 
Hartoyo juga menyadari bahwa untuk mewujudkan kesenian jaranan membutuhkan dana yang besar apa lagi untuk mengembangkannya, karena personil dari kesenian Jaranan yang banyak, juga peralatan dari gamelan dan kelengkapan lain memerlukan dana yang tidak sedikit. 
Untuk itu menurut Hartoyo dibutuhkan seorang tokoh yang dapat mengangkat kesenian jaranan tersebut, karena dengan biaya besar dan di tangani dengan baik maka akan dapat mengangkat nama desa dan Kediri pada umumnya. 
Kesenian jaranan sangat di gemari oleh masyarakat dari segala usia dan golongan masyarakat, dan terakhir Hartoyo atas nama warga desa Sumberjo mengucapkan terima kasih atas bergabungnya kesenian Jaranan Turonggo Mego Budoyo ke desa Sumberejo dan berharap kesenian jaranan Turonggo Mego Budoyo dapat sukses dan berjaya. Selain itu perhatian Pemkab Kediri, khususnya Dinas Pariwisata Seni dan budaya (Dinas Parsebud) bisa menyalurkan seni jaranan segai salah satu ‘menu’ sajian kunjungan wisata di Kabupaten Kediri. (GALUH/C@HYO/WEST).
Berita Terkait

Turonggo Mego Budoyo

Hadir Melengkapi Pelestari Budaya
Seni Jaranan, salah satu kesenian asli Kediri yang lagir terkait sejarah keberadaan kerajaan di Kediri saat ini harus dipertahankan jangan sampai punah dan jangan sampai kesenian jaranan diaku pihak lain, terutama dari luar negeri. 
 Hadirnya Seni Jaranan Turangga Mega Budayo dari Desa Sumberejo Kecamatan Ngasem Kediri diharapkan dapat menjadi penampung generasi muda yang berjiwa seni dan peduli kelestarian seni budaya asli Kediri, khususnya warga setempat.

Kediri, hapraindonesia - Kesenian jaranan, dari masa ke masa mengalami perpembangan pasang surut. Saat ini kesenian jaranan telah menyebar dan layah sebagai hiburan berbagai keperluan yaitu dari kegiatan ‘bersih desa’ hingga untuk hajatan khitanan maupun manrten.
 Kalau ada pertanyaan, apakah kesenian jaranan seperti Turangga Mega Budaya dan lainnya adalah jenis kesenian baru dan berkembang sebagai kesenian jenis tontonan yang mengandung unsur magis ? mungkin jawabnya adalah Kesenian Jaranan adalah semi yang telah lama adanya.
 Seperti data yang dihimpun Hapra Indonesia dari berbagai sumber, Seni jaranan ternyata mulai muncul sejak abad ke 10 Hijriah. Tepatnya pada tahun 1041. atau bersamaan dengan kerajaan Kahuripan dibagi menjadi 2 yaitu yaitu bagian timur Kerajaan Jenggala dengan ibukota Kahuripan dan sebelah Barat Kerajaan Panjalu atau Kediri dengan Ibukota Dhahapura.
 Raja Airlangga memiliki seorang putri yang bernama Dewi Sangga Langit. Dia adalah orang Kediri yang sangat cantik, sehingga tak heran saat itu banyak sekali yang terpikat dan melamar, maka Dewi Sangga Langit mengadakan sayembara.
 Para pelamar yang ingin menjadikan Dewi Sangga Langit (Songgo Langit) semuanya sakti dan memiliki kekuatan olah kanuragan ataupun ilmu yang tinggi. Dewi Songgo Langit sebenarnya tidak mau menikah dan dia Ingin menjadi petapa saja. 
 Prabu Airlangga memaksa Dewi Songgo Langit Untuk menikah. Akhirnya dia mau menikah dengan satu permintaan. Barang siapa yang bisa membuat kesenian yang belum ada di Pulau Jawa dia mau menjadi suaminya.
 Diantara yang ‘kepuncut’ atau tertarik dan ingin menikahi Dewi Songgo Langit adalah Klono Sewandono dari Wengker, Toh Bagus Utusan Singo Barong Dari Blitar, Kalawraha seorang adipati dari pesisir kidul, dan 4 prajurit yang berasal dari Blitar. 
 Untuk dapat mempersunting Dewi, mereka berangkat menuju Kediri untuk mengikuti sayembara dan berharap akan menjadi pemenangnya. Mereka-pun bertemu dijalan dan bertengkar dahulu sebelum mengikuti sayembara di kediri. Dalam peperangan itu dimenangkan oleh Klana Sewandono atau Pujangganom. 
 Dalam peperangan itu Pujangganom menang dan Singo Ludoyo kalah. Pada saat kekalahan Singo Ludoyo itu rupanya singo Ludoyo memiliki janji dengan Pujangganom. Singa Ludoyo meminta jangan dibunuh. Pujangganom rupanya menyepakati kesepakatan itu. Akan tetapi Pujangganom memiliki syarat yaitu Singo Barong harus mengiring temantenya dengan Dewi Sangga Langit ke Wengker.
 Singkatnya, Dewi Songgo Langit dalam iringan pengantin meminta diiringi oleh jaran-jaran dengan melewati bawah tanah dengan diiringi tetabuhan  alat musik yang berasal dari bambu dan besi. 
 Tentang iringan musik jaranan sekarang, alat dari besi dan dari bambu tetap digunakan, yaitu kenong dan terompet.  Sedang jika di napak tilas perjalanan jaranan, lokasi jperjalanan mengiringi temantenya Dewi Songgo Langit dengan Pujangganom itu.
 Yang saat itu Singo Ludoyo beranggapan bahwa dirinya sudah sampai ke Wengker, tetapi ternyata dia masih sampai di Gunung Liman. Dia marah-marah pada waktu itu sehingga dia mengobrak-abrik Gunung Liman itu dan sekarang tempat itu menjadi Simoroto.
 Akhirnya sebelum dia sampai ke tanah Wengker dia kembali lagi ke Kediri. Dia keluar digua Selomangklung. Sekarang nama tempat itu adalah selomangkleng.
 Karena Dewi Sonmggo Langit sudah diboyong ke Wengker oleh Puijangganom dan tidak mau menjadi raja di Kediri, maka kekuasaan Kahuripan diberikan kepada kedua adiknya yang bernama Lembu Amiluhut dan Lembu Amijaya. Setelah Sangga Langit diboyong oleh Pujangganom ke daerah Wengker Bantar Angin, Dewi Sangga Langit merubah nama tempat itu menjadi Ponorogo
 Menelisik sejarah perjalanan tersebut, nyatalah bahwa seni jaranan usianya lebih tua dibanding dengan kesenian Reog Ponororo yang sejarahnya juga tak dapat dipisahkan dengan Kediri.
 Sejak saat itu, untuk mengenang perjalanan saat boyongan ke Wengker, Dewi Sangga Langit dan Klana Sewandana dikarak oleh Singo Barong. Pengarakan itu dilakukan dengan menerobos dari dalam tanah sambil berjoget. maka secara turun temurun dipertahankan.
 Jadi keberadaan kesenian jaranan adalah upaya leluhur mengenang sayembara yang diadakan oleh Dewi Songgo Langit dan Pernikahanya dengan Klana Sewandono atau Pujangga Anom inilah masyarakat kediri membuat kesenian jaranan. 
 Sedangkan di Ponorogo Muncul Reog. Dua kesenian ini sebenarnya memiliki akar historis yang hampir sama. Seni jaranan ini diturunkan secara turun temurun hingga sekarang ini. 
 Karena menilik bagaimana sesungguhnya seni jaranan ada, maka perlu dilestarikan dan dipertahankan, jangan sampai ada yang mengaku bahwa seni jaranan milik para penjiplak, khususnya dari luar negeri seperti yang dialami Seni Reog Ponorogo yang di klaim milik penjiplak.
 Seni jaranan, sebuah pentuk kesenian tontonan, dalam aksi pertunjukkan  penari bakal terus menunggang kuda kepang dan bertingkah seolah-olah si jaran kepang hidup. Awalnya semua menari teratur dan bergoyang seperti kuda mengikuti ritme musik. 
 Setelah beberapa saat, mendadak penari kesurupan dan mulai seperti kerasukan kuda. Mereka berlari, melompat, dan berperilaku sama dengan kuda. Ada yang cukup kalem, tapi kebanyakan jadi liar. Mereka meminum banyak air, menelan daun pisang, kembang, dan gabah, layaknya kuda sungguhan.
 Dalam perkembanganya kesenian jaranan kita akui telah mengalami pasang surut. Hal ini disebabkan kondisi social masyarakat yang sudah berubah dalam memaknai dan mengambangkan jaranan. dari tahun-ke tahun jaranan mulai berubah dari yang sifatnya tuntunan menjadi tontonan dan yang paling menarik adalah jaranan sebagai alat untuk menarik simpatisan dan untuk pengembangan pariwisata.
 Saat digelar kampanye pencalonan, tak jarang kandidat menghadirkan seni jaranan untuk mendatangkan masa. Hal ini karena musik jaranan bertalu-talu terdengan dari kejahuan akan bisa menarik untuk hadir dan menyaksikan, sehingga kedatangan warga diharapkan bisa menambah ‘poin’ kandidat yang mengundang ketika detik-detik pemilihan berlangsung.
  Dinas Pariwisata dan ornamen dilembaga Bidang Kesenian yang ada, tentunya tak akan tinggal diam. Kesenian Jaranan adalah produk asli Kediri peninggalan para leluhur harus dipertahankan dan dikembangkan.
 Seni jaranan yang banyak bermunculan di kediri seperti Turangga Mega Budaya, misalnya. perlu adanya pembinaan dan pengarahan, hal ini karena seni jaranan yang memiliki nilai historis bisa dijadikan ‘suguhan’ wisata manca negara.
 Menurut salah seorang seniman Sandradekta Surabaya yang kini menetap di Kediri, mengatakan bahwa pada jaman Departemen Penerangan (Deppen) dan Bidang Kesenian masih satu atap, pembinaan kesenian sangat serius untuk disajikan sebagai tontonan kepada wisatawan.
 Hal itu karena saat itu untuk membina, mengarahkan dan menyalurkan kesenian tradisional ditangani dalam seatap. Ketika Deppen dan Bidang Kesenian berpisah, Depen saat itu (sekarang Kominfo-Red) masih menggunakan kesenian dengan bumbu propagandan pembangunan.
 Saat ini, Keberadaan Agus mantan Kepala Taman Budaya Jawa Timur selaku Kepala Dinas Pariwisata, dalam bidang kesenian bukan wajah baru dan sangat getol dalam membertahankan kesenian untuk ‘dijual’ sebagai produk sajian wisata.(Luh/Cahyo)


Senin, 21 Februari 2011

Jembatan Jong Biru Rusak, Pemkab Lepas Tangan ?

Kediri, HAPRA Indonesia - Jembatan Jong biru yang menghubungkan antara  desa Jong biru di sebelah selatan dan Desa Jabon yang berada di sebelah utara yang kedua desa tersebut masuk Kecamatan Gampengrejo hingga kini masih memprihatinkan karena belum ada perhatian dari pihak terkait.
Padahal jembatan Jong biru tersebut memiliki arti yang sangat strategis bagi warga Kediri secara umum, apalagi bagi para pengguna jalan yang biasanya tiap hari melintasi jembatan tersebut.
Para karyawan PR Gudang Garam Kediri yang jumlahnya ribuan yang tersebar di wilayah Kediri bagian barat yang menggunakan jembatan Jong biru dari rumah menuju ke tempat kerjanya, atau sebaliknya.
Dengan rusaknya jembatan tersebut, masyarakat yang biasa melintasi jembatan, sekarang harus berputar ke selatan melalui jembatan baru Semampir Kota Kediri, adapun opsi lain yaitu dengan cara menambang menggunakan jasa perahu menyeberang sungai brantas dengan sepeda motor.
Akibatnya timbulnya penumpukan kendaraan yang signifikan di titik titik tertentu pada jam jam menjelang masuk kerja dan pulang kerja, karena dari arah wilayah barat yang memasuki kota Kediri atau sebaliknya.
Jembatan Jong biru tersebut sudah sekitar setahun ini rusak dan tidak ada perhatian  dari pihak terkait, dan dari pantauan koran harian ini tidak ada tanda tanda akan di perbaikinya jembatan tersebut.
Rusaknya jembatan Jong biru di keluhkan oleh Sriatun  pengguna jalan yang tiap hari melintasi jembatan tersebut karena bekerja di Gudang garam, menurut Sri dirinya merasa dirugikan baik waktu maupun biaya, "rumah saya di Prambon, saya memutar ke jembatan baru yang jauh macet lagi" keluhnya.
Hal senada juga di katakan oleh Ponidi pedagang asal Desa Gurah yang sering mengangkut buah buahan untuk di bawa ke pasar Banyakan yang biasanya tentu melewati jembatan Jong Biru, "Ya jadi berat karena saya pakai obrok, harus puter lewat jembatan baru (semampir red), dah berat nambah bensin lagi" Kata Ponidi blak blakan.
Dari realita keluhan  Masyarakat tersebut Pemkab Kediri dalam hal ini Dinas Pekerjaan Umum (PU) seakan -akan bersikap acuh tak acuh akan kondisi yang ada sekarang dan terkesan melempar tanggung jawab. 
Padahal jembatan Jong Biru merupakan jembatan strategis yang menghubungkan kedua Desa yang berdampak pada terhambatnya jalur transportasi yang berimbas secara tidak langsung kepada perekonomian penduduk Kediri.
Yang menarik Menurut informasi dari nara sumber Koran Pelita Pemerintah Kabupaten Kediri mengklaim rusaknya jembatan Jong Biru adalah menjadi tanggung jawab Pemerintah Kota Kediri, pasalnya jembatan tersebut merupakan akses dari Pabrik Gula Mrican yang berada di wilayah kota Kediri.
Begitu juga sebaliknya, Pemerintah Kota Kediri menganggap Pemerintah Kabupaten Kediri bertanggung jawab untuk memperbaiki jembatan tersebut.
Menurut sumber Jembatan lama Jong biru memiliki sejarah yang panjang, di awal pendiriannya pada zaman Belanda (setelah VOC red) jembatan tersebut memang menjadi akses milik pabrik gula Meridjan sebagai rute pengiriman tebu dengan menggunakan lokomotif.
Seiring perkembangan zaman jembatan tersebut telah lama di pergunakan secara umum oleh warga masyarakat baik Kota maupun Kabupaten Kediri setelah tidak lagi dilalui lokomotif pengangkut tebu ke pabrik gula Meridjan (PG Mrican) yang berada di wilayah Kota Kediri.
Sementara itu terkait dengan mangkraknya jembatan Jong biru, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kediri Dwi N Winarno saat di konfirmasi koran ini mengaku belum mendapatkan instruksi untuk melakukan perundingan dengan Pemerintah Propinsi Jawa Timur terkait rusaknya jembatan legendaris itu. 
“Tidak ada Instruksi untuk Itu (perbaikan Jembatan Jong Biru) dari atasan, yang jelas Kami belum pernah duduk bersama membicarakan hal itu dengan Bina marga Propinsi, jembatan  itu khan milik PG Mrican" Kata Dwi.
Di tempat terpisah Edhi Purwanto selaku Plt Kabag Humas dan protokuler Pemkab Kediri saat di konfirmasi menjelaskan bahwa Pemkab Kediri masih fokus pembangunan jembatan yang menghubungkan antara Kabupaten Nganjuk dengan Kabupaten Kediri yang berada di wilayah Papar, yaitu jembatan kelutan Papar yang berada di Kecamatan Papar. 
"Pemkab Kediri belum ada pembahasan mengenai jembatan Jong biru baik dengan Pemerintah Kota Kediri maupun dengan Pemerintah Propinsi, Jembatan itu kan akses dari PG Mrican,” pungkas Edhi. (C@hyo).

Jembatan Lanang Longsor & Puluhan Rumah Terendam Air

Kediri, HAPRA Indonesia - Curah hujan yang tinggi pada hari rabu (2/2)  di daerah sekitar Kecamatan Ringgin Rejo mengakibatkan banjir dadakan di daerah yang lebih rendah, akibatnya di Desa Ringgin rejo yang berbatasan dengan Desa Sambi mengalami banjir, puluhan rumah terendam banjir terutama daerah sekitar pasar Sambi. Air yang mengenangi rumah warga setinggi lutut orang dewasa.
Di daerah tersebut terjadi banjir air meluap ke jalan karena gorong gorong yang tidak berfungsi karena tersumbat sampah. Selain puluhan rumah warga yang terendam, ada juga beberapa kandang ayam milik warga yang hancur tersapu banjir yaitu kurang lebih sebanyak 5 kandang ayam.
Yang lebih memprihatinkan adalah  banyak kolam perikanan milik warga yang tersapu banjir, Dari pantauan koran Pelita ada sekitar satu RW yang rumah milik warga yang terendam. 
Menurut informasi yang di himpun media ini, banjir dadakan tersebut karena hujan yang terus menerus dan intensitas curah hujan yang tinggi, air hujan datang dari datran yang lebih tinggi yaitu Desa Deyeng yang terletak di dataran yang agak tinggi, air yang kearah selatan, kebarat, titik proses pembuangan tidak maksimal.
Jalan jalan air (gorong-gorong) tertutup, sampai pada waktu yang lama seharusnya masuk masuk parit. Tapi kenyataan air tersebut meluber kearah parit desa Sambi ke pos satu. Kemudian timur dari desa Deyeng terbuang di parit besar ke desa Bendo besar Kecamatan Udan Awu kabupaten Blitar, kalau ke barat arah ringgin rejo air masuk dan meluber ke jalan pasar besar milik provinsi.
Dari dampak tersebut ada beberapa desa lain yang terkena luberan air banjir hingga desa desa tetangga antara lain desa Sambi, srikanton dan susun Bangun.
"Kalau curah hujan tinggi pasti banjir soalnya daerah Sambi dan desa desa tersebut datarannya lebih rendah" Kata Nardi seorang pedagang di pasar Sambi. Menurut warga tersebut seharusnya di buatkan saluran dari arah parit besar sehingga air tidak meluap kearah parit besar sehingga tidak meluap ke parit besar.
Sementara itu Kades ringgin rejo dan Camat Ringgin Rejo belum bisa di konfirmasi terkait bencana tersebut, menurut nara sumber keduanya ke Kantor Pemkab Kediri.
Sementara itu dari bencana banjir tersebut Jembatan Lanang yang ada di jalan besar yang menghubungkan antara  Kabupaten Blitar dan Kabupaten Kediri ambrol karena air kiriman yang berhubungan dengan air dari gunung Kelud. 
Jembatan Lanang tersebut berbatasan antara Kecamatan Kandat dan Kecamatan Ringgin Rejo, dan jembatan tersebut masuk desa selodono ,jembatan tersebut longsor lantaran derasnya air sungai mencapai ambang batas. Jembatan Longsor sepanjang 10 Meter, lebar badan dua Meter.
Menurut Kumedi (34) warga setempat, Kejadian longsornya jembatan terjadi sekitar pukul 3 sore, longsor air menuju ke timur tebing akhirnya pohon kepala roboh, tepat sebelah selatan kali lanang, perbatasan dengan Kecamatan Kandat, Kecamatan ringgin rejo, "hujan yang terjadi sangat lebat, hujan mulai jam 10 siang sampai 8 malam" tuturnya. (C@hyo).

Rekanan Langgar Aturan SLO, PLN Tutup Mata ?

Kediri, HAPRA Indonesia - Program yang di lakukan oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN) dalam rangka memperingati HARLISNAS (Hari Listrik Nasional) beberapa hari yang lalu sekilas memang kelihatan sukses dan memenuhi target seperti yang di tetapkan oleh pihak PLN. 
Namun di balik itu kenyataannya di lapangan tidak seperti yang di gembar gemborkan di lapangan yang pada intinya memberikan pelayanan yang terbaik untuk pelanggan, padahal  banyak masyarakat pelanggan PLN menjadi kecewa.
Yang membuat para pelanggan kecewa menjadi adalah karena ikut maupun tidak ikut program tersebut tidak ada bedanya.
Hal tersebut adalah untuk mendapatkan aliran lisrik dengan mudah atau cepat tetap saja para pelanggan harus menunggu lama, di wilayah kota Kediri maupun Kabupaten Kediri banyak sekali pelanggan atau pendaftar baru yang sudah terealisasi namun lisriknya belum menyala.
Disisi lain pihak PLN demi mengejar target agar program tersebut berjalan dengan sukses, maka pihak PLN terutama yang ada di tingkat Unit pelayanan jaringan (UPJ) bekerja sama dengan CV atau rekanan terpaksa menggunakan berbagai cara meskipun dengan cara melanggar aturan yang sudah di tetapkan.
Hal tersebut terungkap setelah ada nara sumber harian Pelita yaitu ada salah seorang humas dari salah satu CV melakukan pengakuan hal yang mengejutkan, dalam pengakuannya tersebut humas mengatakan bahwa pihak CV dengan terpaksa menyalakan listrik pada konsumennya, padahal konsumen tersebut belum mendapat SLO (Sertifikat Laik Operasi.
"Ya terpaksa kita nyalakan, ini karena untuk target program sejuta pelanggan dari PLN dan demi pelayanan kepada masyarakat walaupun pelanggan yang Kita kerjakan belum mendapat lisensi SLO" Ungkap salah satu humas rekanan PLN yang tidak mau di sebut namanya kepada koran ini.
Seperti di ketahui pada stiker yang di edarkan oleh PLN kepada para pelanggan, di situ tertera tulisan yang menerangkan bahwa ancaman dan sanksi berat bagi pelanggan listrik maupun rekanan PLN yang berani menyambung  tanpa adanya lisensi SLO, yaitu dengan denda sebesar Rp 500 juta, dan yang ironis pihak PLN  di duga mengamini praktek tersebut.
Sementara itu Kepala Humas PLN APJ Kediri Robert saat di konfirmasi terkait kasus tersebut tidak berada di kantornya, menurut seorang staf Robert  berada di Surabaya keperluan dinas. (C@hyo)  

Proyek Dau Di Kediri Amburadul

Kediri, HAPRA Indonesia - Proyek pembagunan irigasi di Kelurahan Bawang Kecamatan Pesantren kota Kediri yang dikerjakan oleh Dinas PU (Pekerjaan Umum) Pemerintah Kota Kediri amburadul, Pasalnya menurut pengamatan koran ini di lapangan dari beberapa titik pengerjaan proyek tersebut banyak di duga tidak sesuai dengan bestek.
       Menurut sumber media iini, proyek di Kelurahan Bawang tersebut di Kelurahan Bawang terdapat dua titik proyek yaitu di centong sumber berupa pembangunan irigasi plengsengan untuk area persawahan sepanjang kurang lebih 500 Meter, juga garapan proyek berupa bangunan gazebo (Tempat peristirahatan) yang belum jadi.
Yang ke dua di daerah Gande yang juga berupa plengsengan, namun yang parah adalah di daerah centong sebab mengarapannya dapat terlihat dengan mudah kalau garapan plengsengan tersebut, selang seling yaitu antara garapan yang baru dengan yang lama di jadikan satu.
Masih menurut nara media ini,  Proyek tersebut berasal dari Dana Alokasi Umum (DAU) tahun anggaran 2010 sebesar Rp 3 Miliar, Proyek tersebut di duga penuh dengan penyelewengan, selain karena hasil garapan yang amburadul, Proyek tersebut harusnya selesai pada tanggal 18 desember 2010.
Namun kenyataannya proyek tersebut masih di kerjakan sampai hampir setengah bulan, yaitu di lanjutkan ke bulan Januari," penggarapanya selesai sekitar minggu kedua" kata sumber tersebut.
Anehnya lagi di sekitar proyek tidak ada plakat papan pekerjaan, jadi terkesan tidak transparan dalam pelaksaan proyek yang berasal dari dana masyarakat tersebut. Tidak di pasangnya papan pengumuman di dalam proyek tersebut jelas jelas melanggar Keppres.
Sementara itu Pimpinan proyek kelurahan Bawang tersebut, yang juga di Dinas Pekerjaan umum Kota Kediri menjabat sebagai Kepala bidang perencanaan Heru Suahmanto belum bisa di konfirmasi terkait kasus tersebut, koran ini mendatangi kantornya yang tertutup rapat dan hanya beberapa pegawai yang asyik membaca koran.
Ketika ponselnya di hubungi media  ini beberapa kali tidak di angkat dan waktu di sms tidak di balas. Sedangkan Kepala Pekerjaan Umum kota Kediri Kasnan tidak berada di tempat, demikian dengan Kepala bagian Humas dan Protokoler Pemkot Kediri Nur Muhyar tidak berada di kantor.
Menurut informasi yang di terima koran ini, proyek tersebut telah di black list CVnya oleh pengawas bangunan, namun sayang belum dapat di ketahui siapa rekanan CV yang menggarap proyek tersebut karena di proyek tersebut tidak ada papan pengumuman yang menerangkan terkait proyek tersebut.  (Cah). 

Grandong kayu & Bangunan Liar Di Sungai Brantas Akan Diberantas

KEDIRI, HAPRA Indonesia - Maraknya pencurian kayu diarea sumber air dibeberapa tempat yang dikelola oleh Dinas Pengairan, pertambangan dan energi, Pementah Kabupaten Kediri menjadi perhatian dinas terkait, karena akan merusak sumber mata air dan kenjadi keresahan masyarakat, mengingat idak menjadi penbelajaran yang baik bagi lingkungan, apalagi melibatkan pejabat deesa setempat, seperti yang terjadi di Desa Tiru kidul, Kecamatan Gurah dan desa Dukuh, Kecanatan Ngadiluwih, dimana aparat desanya telah menjual kayu tanpa ada surat ijin syah dari Bupati Kediri Dr Hj Hariyanti Sutrisno.
Hal tersebut mendapat perhatian dari Kepala Dinas Pengairan, pertambangan dan Energi Pemerintah Kabupaten Kediri, Ir Edy Yuwono MT saat diwawancarai HAPRA dikantornya Senin (24/1) mengatakan, sudah mendengar informasi itu dari laporan warga agar kasusnya ditindak lanjuti sampai jalur hukum, selanjutnya Edy mengaku masih koordinasi dengan aparat keamanan dan segera memprosesnya,” itu kategori pencurian karena itu yang mengelola dinas Pengairan” Kata Edy dengan tegas.
Ketika disinggung tentang maraknya bangunan liar yang berada diatas sungai area pengairan, Edy menjelaskan, bahwa bangunan liar itu sudah kita peringatkan dan akan dibongkan  atas  kesadarannya sendiri pada akhir bulan Agustus 2010 lalu, namun masih menunggu waktu dan kita masih toleransi karena yang bersangkutan masih nencari tempat alternatif untuk menempatkan usahanya.
Untuk pembongkarannya pihak Dinas Pengairan akan koordinasi dulu dan merupakan kewenangannya Satpol PP Pemkab Kediri, selanjutnya Edy menghimbau kepada masyarakat apabila menemukan dan mengetahui penjualan kayu di area pengairan tanpa ada ijim resmi agar masyarakat melapor kedinas yang dipimpinnya. (C-Sum).    

Program SMS Jamsaren Jadi Ajang Percaloan

Kediri, HAPRA Indonesia - Budaya percaloan atau lebih umum dikenal dengan makelar bukan hanya muncul di pasar saja, di lingkup kelurahan Jamsaren Kecamatan Pesantren Kota Kediri.
Karena ada beberapa oknum dari perangkat kelurahan tersebut disinyalir melakukan praktek makelar kotor dan di duga melakukan penipuan dalam pengurusan sertifikat masal atau lebih di kenal dengan istilah program SMS(sertifikat Masal Swadaya) tahun 2007 silam.
Diantara dari oknum tersebut yang berisial W, adapun modus dari W adalah mengumpulkan dan mendata warga Jamsaren yang akan melakukan pengurusan sertifikat masal tersebut.
W bisa leluasa menjalankan aksinya karena W adalah orang yang berpengaruh di lingkungan  kelurahan Jamsaren, karena sebagai tokoh yang berpengaruh tersebut maka apa yang menjadi arahan W maka masyarakat Jamsaren ikut terpengaruh dan ikut saja kemauan W karena ketokohannya tersebut.
Dengan modal dan Kesempatan serta kepercayaan dari warga Jamsaren inilah yang di gunakan untuk memperdaya warga Jamsaren, yakni dengan embel embel menawarkan jasa dalam pengurusan sertifikat massal.
Sehingga W dengan mudah dapat meminta uang yang jumlahnya mencapai puluhan juta rupiah kepada beberapa orang yang menguruskan sertifikat kepadanya. Warga akhirnya dengan percaya menyerahkan uang yang di minta W dengan harapan sertifikatnya cepat selesai.
Namun singkat cerita seiring waktu yang terus berjalan, karena sertifikat yang di tunggu tunggu belum jadi juga padahal warga sudah memyerahkan uangnya pada tahun 2007 silam,
Sampai sekarang sertifikat yang di janjikan oleh W belum jadi juga maka  kesabaran beberapa warga Jamsaren mencapai puncaknya. 
Menurut salah seorang warga yang ikut dalam pemohon sertifikat,karena warga sudah tidak percaya lagi kepada W akhirnya warga menanyakan sertifikatnya, W selalu saja beralasan sudah di ajukan ke BPN dan masih dalam proses.
"Tetapi setelah di desak beberapa warga, dia (W red) ternyata permohonan saya masih di rumahnya, padahal permohonan tersebut sudah dua tahun dan uang sudah kami setorkan padanya" Ungkap Umiratun salah seorang warga Jamsaren kepada koran harian ini dengan nada kesal.
Lebih lanjut Umiratun mengatakan bahwa W selalu berdalaih kalau berkas sertifikat yang di ajukanya bermasalah, "menurut W berkas untuk pengurusan sertifikatnya masih ada masalah, karena Takim salah satu seorang ahli waris dari keluarganya ada yang tidak mau tanda tangan dan mencabut KTPnya bila tidak di ikutkan dalam penggurusan KTPnya, Itu alasan pak W pada saya" ujarnya.
Umiratun juga bertutur setelah semua ahli waris berkumpul di rumah W, akhirnya kami dengan W membuat kesepakatan. kesepakatan itu yaitu paling lambat tanggal 10 januari 2011 berkas Saya sudah di masukkan ke BPN dengan di proses secara umum, dan menurut Umiratun segala pembuatan sertifikat tersebut di biayai W.
Sementara itu salah seorang staf dari BPN kota Kediri yang bernama Mula saat di konfirmasi Harian Pelita terkait banyaknya   sertifikat milik warga Jamsaren yang belum saat warga  mengikuti program SMS (sertifikat masal Swadaya), Mula menyarankan warga untuk mengurus ulang permohonan sertifikat yang umum biar cepat selesai.
Mula mengatakan jika sudah melengkapi persyaratan atau kelengkapan-kelengkapan yang di butuhkan juga melakukan pembayaran pasti BPN tinggal proses surat yang di buat dan di tanda tangani oleh Lurah Jamsaren Agus Prajitno,
"Ini sifatnya meminta kepada BPN, ini agar di proses saja secara  secara umum dan bukan program SMS, apalagi bukti kwitansi pembayaran tidak ada jadi kemungkinan besar berkas berkas belum masuk atau masih di tempat Kelurahan atau di tempatnya sdr wahyudi" Jelas Mula kepada media ini.
Yang lebih mencenggangkan Mula mengakui kalau ,"W orangnya ruwet, sudah beberapa kali kita panggil tetapi tidak berani datang , sehingga banyak warga yang menduga kami tidak memproses sertifikat dengan baik, dan terus apa yang mau di proses kalau berkasnya tidak ada, dan kalau permasalahan kasus tanah Jamsaren cepat selesai, pihaknya menghimbau supaya W untuk datang ke BPN" tegas nya.
Sementara itu Sekretaris Kelurahan Jamsaren Doffir SE ketika di konfirmasi Pelita  terkesan lepas tangan atas apa yang telah di perbuat anak buahnya, menurut Doffir program SMS tersebut sudah lama (2007 red) dan hal tersebut menjadi tanggung jawab W sendiri, "mungkin bisa anda tanyakan sendiri kenapa sertifikat itu belum jadi kepada W, kelakuanya bikin kelurahan Jamsaren jadi tercoreng saja" Jelas Doffir kepada media ini. 
Sementara itu saat di konfirmasi terkait kasus sertifikat massal banyak yang belum jadi di wilayah kerjanya Lurah Jamsaren Agus Prayitno mengatakan bahwa persyaratan banyak yang belum selesai (di kembalikan red) dan uang yang sudah masuk sudah di kembalikan" Pungkas Agus. (C@hyo)

Bangunan Kios Liar Dijadikan Obyek Pungli ?

Kediri, HAPRA Indonesia - Ketidaktegasan Perusahaan Daerah (PD) Pasar Joyoboyo Kota Kediri dalam membuat peraturan dimanfaatkan oleh Oknum dari PD Pasar itu sendiri. 
Dalam aturan Perwali nomer 31 tahun 2000  untuk penambahan ataupun pengurangan baik itu bangunan atau karyawan tidak diperbolehkan. Hal itu semakin  dipertegas dengan Perwali 31 tahun 2010 Pasal 9, Namun dalam pelaksanaanya masih banyak kios baru yang bermunculan. 
Hal ini seperti yang terlihat di pasar Setonobetek. Yang mana, dalam pelaksanaanya banyak bangunan siluman, dalam arti pendirian dan pembangunan kios tersebut didirikan inprosedural dan tidak melalui proses sebagai mana mestinya.
Salah seorang sumber koran ini yang enggan disebutkan namanya menerangkan, pendirian bangunan tersebut dijadikan obyek ceperan atau pungli bagi kepala pasar dan oknum Perusahaan Daerah (PD) Pasar itu sendiri.
"Pembangunan kios-kios itu tidak prosedur dan tidak ada ijinya. Mereka hanya ijin ke Kepala Pasar saja dan ke oknum pegawai PD Pasar. Dan mereka dikenai biaya puluhan juta rupiah.
Ini merupakan ceperan mereka mas, dan masih banyak lagi yang dipungli oleh mereka"  terang sumber tersebut kepada Hapra Indonesia yang wanti wanti namanya tidak di korankan. 
Sementara itu ditempat terpisah Sukarji Kepala UPTD Pasar Setonobetek ketika ditemui wartawan koran ini diruang kerjanya, mengaku kalau semuanya sesudah dengan ketentuan yang ada. "Semua proses pembangunan kios saya anggap tidak ada masalah. 
Mereka (pemilik kios) sudah mengajukan permohonan ke PD Pasar. Dan kalau PD Pasar sudah menyetujui, kami hanya mengikuti saja, dan tolong untuk lebih jelasnya anda ke PD Pasar saja" kilahnya.
Sementara itu, sampai berita ini diturunkan, Kepala DP Pasar Joyoboyo, H. M. Yasin belum bisa dikonfirmasi terkait permasalahan tersebut diatas. Hal ini dikarenakan Kepala PD Pasar tersebut masih rapat. "Maaf mas bapak masih ada rapat di Pemkot" kata salah seorang Satpam. (C-nir)

Info Pilihan

  © HAPRA INDONESIA Media Group ...Berani.Cerdas . Realistis

Ke : HALAMAN UTAMA